GRC City – The Five Minutes Reading Approach

ELABORASI MAKNA DAN ESENSI TIME HORIZON DALAM MENGIDENTIFIKASI PERISTIWA RISIKO 

Ditulis oleh: Subramaniam Anbanathan – Bidang Pengembangan, Asosiasi GRC Indonesia

 

Identifikasi peristiwa risiko merupakan salah satu aspek penting dalam proses pengelolaan risiko yang selanjutnya diikuti penetapan penyebab dan dampak sebelum dilakukan penilaian risiko. Proses ini perlu mendapat perhatian dan pemahaman yang membutuhkan optimalisasi pengalaman dan pemelajaran yang berkelanjutan (prinsip risiko VIII). Seiring dengan perjalanan waktu, ada banyak karya ilmiah yang dapat dijadikan panduan dalam mengelola risiko dan kajian tersebut telah dipublikasi, baik dalam bentuk riset, buku, laporan maupun protokol terkait lainnya.

 

 

 

 

 

Diagram-1: Network Visualization Kajian Bibliometrik Pengelolaan Risiko (1963-2021)

Diagram-1 di atas adalah Network Visualization dari hasil pemindaian terhadap 999 kajian riset yang telah publikasi mulai dari tahun 1963 hingga 2021. Pemindaian dilakukan melalui kajian bibliometrik dengan menggunakan bantuan perangkat lunak seperti PoP dan VOSviewer.

Hasil pemindaian kajian dokumen riset tersebut menunjukkan bahwa ada pergeseran orientasi dalam mengelola risiko selama kurun waktu 58 tahun. Sejak beberapa tahun terakhir signifikasi pergeseran orientasi tersebut  dimulai dari pola dinamisme konteks eksternal dan internal melalui berbagai era transformasi di lingkungan makro, seperti era Industrial 4.0, Sosial 5.0, Pemerintahan 3,0 dan Terorisme 3,0. Era transformasi itu juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan terhadap transformasi VUCA menuju TUNA dan akhirnya Stephan Grabmeier, di tahun 2020 mengungkapkan keberadaan era BANI (Brittleness, Anxious, Non-linear, Incomprehensible). Hasil kajian terhadap tren dan pergeseran orientasi pengelolaan risiko yang terdapat di Diagram-1 secara langsung memberikan arahan terhadap titik fokus pengelolaan risiko yang bergeser dari jalur koneksi yang berwarna biru (kiri) menuju jalur berwarna hijau dan akhirnya bercabang menuju jalur koneksi berwarna kuning.

Seiring dengan perjalanan waktu, pemindaian secara tematik terkait pokok bahasan yang paling sering dikaji secara ilmiah dapat dilihat di Diagram-2, yakni berupa Density Visualization.

 

Diagram-2: Density Visualization Kajian Bibliometrik Pengelolaan Risiko (1963-2021)

Literasi keuangan, optimalisasi kinerja, dinamika perspektif pemangku kepentingan, penilaian risiko dan faktor risiko sudah menjadi tema penelitian yang cenderung ditemui. Fenomena ini menuntut sikap dan perilaku yang perlu dibangun untuk mewujudkan keandalan terhadap pemahaman dalam mengelola risiko. Pendekatan dapat dilakukan melalui kajian literatur, pemelajaran dan praktik yang secara profesional mampu memenuhi kebutuhan untuk menyikapi dinamika pemutakhiran dalam mengelola risiko.

Proses mengidentifikasi risiko selayaknya terintegrasi dengan proses bisnis, menyikapi dinamika konteks yang berbasis pada ketersediaan data dan informasi yang terkini dan mempertimbangkan inklusivitas pemangku kepentingan. Hal ini perlu didukung dengan kemampuan untuk menjadikan masa lalu sebagai pemelajaran dan pembentukan kearifan. Masa depan dapat diberdayakan sebagai potensi untuk menangkap peluang dan sekaligus menyikapi tantangan.

Pemindaian terhadap peristiwa di masa depan dapat dijadikan sebagai domain terhadap kemampuan untuk menerjemahkan potensi disrupsi lingkungan makro, mikro dan internal organisasi. Kita tidak dapat mengakses kembali domain masa lalu namun kita bisa mempelajari sifat dan karakteristik masa lalu. Di saat yang sama, kita juga tidak dapat mengakses domain masa depan namun kita bisa menggunakan pengembangan pengetahuan dan kesadaran yang holistik untuk mengenali potensi peristiwa di masa depan. Atas dasar pertimbangan tersebut maka pemberdayaan domain saat ini menjadi hal yang paling utama untuk dijadikan sebagai momentum untuk menemukenali potensi risiko dalam perspektif horizon waktu. Diagram-3 berikut ini menguraikan sketsa elaborasi masa lalu dan pemindaian masa depan dalam menetapkan identifikasi peristiwa risiko yang memiliki potensi untuk terjadi di masa depan.

 

Diagram-3: Sketsa Horizon Waktu dalam Mengelola Risiko

Hasil kajian yang dilakukan melalui Diagram-3 tersebut menunjukkan bahwa kemampuan untuk memvisualisasikan masa depan merupakan suatu kepiawaian yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi potensi peristiwa risiko. Kemampuan tersebut membutuhkan pemahaman terhadap faktor apa yang berperan terhadap pembentukan masa depan. Michel Robert dalam bukunya yang bertajuk “The New Strategic Thinking” mengungkap bahwa masa depan memiliki 5 (lima) dimensi, yakni: future ahead, future beyond, future behind, future around, and future beside.  Salah satu dimensi yang menarik perhatian adalah “the future behind” atau masa lalu yang berpotensi menjadi masa depan dengan karakteristik dan pola yang tersendiri. Pendapat ini menguatkan dugaan sementara terhadap kebenaran atas pendapat yang diuraikan di Diagram-3 di atas.

Berikut adalah sebuah ilustrasi yang menganalogikan pola horizon waktu terhadap proses mengidentifikasi peristiwa risiko. Misalkan seseorang pada di saat ini (to) ingin mengidentifikasi peristiwa risiko yang akan terjadi di dimensi waktu (to+i). Orang tersebut akan menetapkan identifikasi risiko atas peristiwa yang dikaitkannya dengan konteks yang akan terjadi di masa depan dan/atau konteks yang telah terjadi di masa lalu namun punya potensi untuk terjadi di masa depan. Peristiwa risiko yang akan ditetapkan tersebut memiliki hubungan kausal terhadap ketidakpastian pencapaian tujuan di masa depan (T1). Sebuah peristiwa risiko juga berada di dalam dimensi ruang dan waktu yang memiliki peristiwa asosiatif lainnya, yakni peristiwa penyebab di dimensi waktu (to-j) dan peristiwa dampak di dimensi waktu (to+k). Baik risiko, penyebab dan dampak, ketiganya merupakan peristiwa yang memiliki dimensi waktu yang spesifik, yakni to, to-j dan to+k. Penetapan urutan waktu itulah yang selanjutnya dijadikan basis untuk menetapkan penyebab dan dampak dari sebuah peristiwa risiko. Model kodifikasi atas dimensi waktu peristiwa risiko merupakan langkah awal untuk memahami dinamika ruang dan waktu dalam mengidentifikasi risiko, penyebab dan dampak.

Terlepas dari berapa nilai inheren peristiwa risiko tersebut, kita perlu memahami bahwa sebuah peristiwa risiko merupakan salah satu elemen dari sebuah persamaan kompleks. Persamaan ini merupakan metrik ‘tensor’ (memiliki besaran yang dipengaruhi oleh dimensi ruang, waktu dan keadaan) yang cenderung mengacu pada teori acak (Pantur Silaban, 1987). Hal ini dapat diungkap melalui pendekatan metode campuran antara kuantitatif dan kualitatif atau mixed method (Creswell & Creswell, 2018) yang menggunakan kerangka Two Phases Explanatory Sequential Design”. Kajian ini juga dapat digunakan untuk menguantifikasi nilai sebuah peristiwa risiko yang mengacu pada pemahaman atas medan peristiwa yang memiliki potensi keterjadian dalam sebuah fungsi kompleks berupa metrik tensor.